Pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) mencatatkan realisasi pertumbuhan investasi sebesar 46 persen dalam kurun waktu tiga tahun. Pemerintah telah meraup investasi dari Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 1.494,9 triliun sejak 2016 hingga semester I-2017.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Trikasih Lembong mengungkapkan, capaian investasi pada 2012 mencapai Rp 313 triliun. Realisasi ini terus meningkat di era pemerintahan Jokowi. Pada 2014, pemerintah meraup investasi sebesar Rp 463 triliun.
Jumlahnya naik menjadi Rp 545 triliun pada 2015 dan sebesar Rp 613 triliun pada 2016. Sementara, realiasi investasi hingga semester I-2017 sebesar Rp 336,7 triliun dari target Rp 678,8 triliun hingga akhir tahun ini.
"Nilai investasi PMA dan PMDN sejak awal masa pemerintahan sampai sekarang tumbuh 46 persen. Setiap tahun sangat banyak dana mengalir dari investor asing maupun domestik," ujar Lembong saat Konferensi Pers di acara 3 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Selasa (17/10/2017).
Dengan capaian investasi tersebut, diakui Lembong, UNCTAD PBB menempatkan Indonesia pada peringkat ke-4 dunia sebagai tujuan utama investasi dunia (2016-2018). Posisi ini naik 4 peringkat dari survei sebelumnya di periode 2014-2016.
Berdasarkan penyebaran wilayahnya, pertumbuhan investasi paling tinggi di Sulawesi 189 persen dengan nilai Rp 118,9 triliun dan penyerapan 104.927 tenaga kerja pada periode 2015-2017. Menyusul di Sumatera dengan pertumbuhan 87 persen senilai Rp 256,6 triliun dan penyerapan 470.055 tenaga kerja.
Sementara di Jawa, investasi tumbuh 50 persen senilai Rp 807,1 triliun dan sudah menyerap tenaga kerja 2,12 juta orang. Bali dan Nusa Tenggara meraup investasi Rp 48,1 triliun, menyerap 82.597 tenaga kerja dan pertumbuhan investasi 49 persen.
Pertumbuhan investasi di Kalimantan serta Papua dan Maluku masing-masing 41 persen dan 23 persen. Nilainya masing-masing Rp 198 triliun dan Rp 66,1 triliun, dengan penyerapan tenaga kerja 441.385 orang dan 274.031 tenaga kerja.
"Data ini menunjukkan bahwa pertumbuhan investasi di luar Jawa sangat tinggi. Ini dampak dari peran pemerintah membangun dari pinggiran, contohnya di Sumatera, banyak investor yang tanya ke saya investasi ke sana karena melihat banyak pembangunan infrastruktur," jelas Lembong.
Dia menjelaskan, total realisasi PMA dan PMDN selama periode 2015 sampai semester I-2017 sebesar Rp 1.494,9 triliun telah menyerap 3,37 juta tenaga kerja. Sedangkan jumlah proyek mencapai 75.801 proyek. (sumber)
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Trikasih Lembong mengungkapkan, capaian investasi pada 2012 mencapai Rp 313 triliun. Realisasi ini terus meningkat di era pemerintahan Jokowi. Pada 2014, pemerintah meraup investasi sebesar Rp 463 triliun.
Jumlahnya naik menjadi Rp 545 triliun pada 2015 dan sebesar Rp 613 triliun pada 2016. Sementara, realiasi investasi hingga semester I-2017 sebesar Rp 336,7 triliun dari target Rp 678,8 triliun hingga akhir tahun ini.
"Nilai investasi PMA dan PMDN sejak awal masa pemerintahan sampai sekarang tumbuh 46 persen. Setiap tahun sangat banyak dana mengalir dari investor asing maupun domestik," ujar Lembong saat Konferensi Pers di acara 3 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Selasa (17/10/2017).
Dengan capaian investasi tersebut, diakui Lembong, UNCTAD PBB menempatkan Indonesia pada peringkat ke-4 dunia sebagai tujuan utama investasi dunia (2016-2018). Posisi ini naik 4 peringkat dari survei sebelumnya di periode 2014-2016.
Berdasarkan penyebaran wilayahnya, pertumbuhan investasi paling tinggi di Sulawesi 189 persen dengan nilai Rp 118,9 triliun dan penyerapan 104.927 tenaga kerja pada periode 2015-2017. Menyusul di Sumatera dengan pertumbuhan 87 persen senilai Rp 256,6 triliun dan penyerapan 470.055 tenaga kerja.
Sementara di Jawa, investasi tumbuh 50 persen senilai Rp 807,1 triliun dan sudah menyerap tenaga kerja 2,12 juta orang. Bali dan Nusa Tenggara meraup investasi Rp 48,1 triliun, menyerap 82.597 tenaga kerja dan pertumbuhan investasi 49 persen.
Pertumbuhan investasi di Kalimantan serta Papua dan Maluku masing-masing 41 persen dan 23 persen. Nilainya masing-masing Rp 198 triliun dan Rp 66,1 triliun, dengan penyerapan tenaga kerja 441.385 orang dan 274.031 tenaga kerja.
"Data ini menunjukkan bahwa pertumbuhan investasi di luar Jawa sangat tinggi. Ini dampak dari peran pemerintah membangun dari pinggiran, contohnya di Sumatera, banyak investor yang tanya ke saya investasi ke sana karena melihat banyak pembangunan infrastruktur," jelas Lembong.
Dia menjelaskan, total realisasi PMA dan PMDN selama periode 2015 sampai semester I-2017 sebesar Rp 1.494,9 triliun telah menyerap 3,37 juta tenaga kerja. Sedangkan jumlah proyek mencapai 75.801 proyek. (sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar